Karakteristik
peserta didik/konseli diartikan sebagai ciri-ciri yang melekat pada peserta
didik SMP yang bersifat khas dan membedakannya dengan peserta didik/konseli
lain pada satuan pendidikan. Karakteristik peserta didik/konseli SMP yang perlu
dipahami meliputi aspek fisik, kognisi, sosial, emosi, moral, dan spiritual.
Aspek
Fisik
Fisik
peserta didik/konseli SMP tumbuh secara cepat sebagai akibat dari hormon-hormon
dan organ tubuh terutama terkait dengan hormon dan organ-organ seksual.
Pertumbuhan fisik yang cepat pada masa ini membawa konsekuensi pada perubahan-perubahan
aspekaspek lainnya seperti seksualitas, emosionalitas, dan aspek-aspek
psikososialnya.
Aspek
Kognitif
Aspek
kognitif peserta didik/konseli berubah secara fundamental dibandingkan dengan masa
kanak-kanak yang menyebabkan remaja mampu berfikir abstrak. Akibatnya remaja menjadi
kritis sehingga dipersepsi oleh orang dewasa
sebagai “pembangkang”, memiliki rasa ingin tahu
yang tinggi, egosentris, dan menganggap orang dewasa tidak dapat memahami
mereka. Hal demikian menyebabkan remaja banyak mengalami konflik dengan orang
lain, terutama dengan orang dewasa.
Aspek
Sosial
Masyarakat
memandang peserta didik SMP bukan lagi anak-anak, namun belum juga diakui
sebagai individu dewasa. Keadaan ini membuat peserta didik SMP (remaja) merasa diperlakukan
secara tidak konsisten. Selain itu, remaja juga tidak suka jika diperlakukan seperti
kanak-kanak, namun merasa keberatan jika dituntut bertanggung jawab penuh sebagaimana
orang dewasa pada umumnya.
Aspek
Emosi
Peserta
didik/konseli SMP pada umumnya memiliki emosionalitas yang labil. Transisi pada
aspek fisik, kognitif, dan sosial menyebabkan emosionalitas remaja mudah
berubahubah. Perasaan remaja terhadap suatu obyek tertentu mudah berubah.
Keadaan yang demikian jika tidak dipahami dengan baik sangat potensial
menimbulkan konflik.
Kamu juga perlu memahami Karakteristik Siswa di Sekolah Dasar
Aspek Moral
Moralitas
berisi kemampuan peserta didik membuat pertimbangan tentang baik-buruk, benar-salah,
boleh atau tidak boleh dalam melakukan sesuatu. Aspek ini sangat terkait dengan
perkembangan kognitif. Karena aspek kognitif remaja berkembang sangat pesat, maka
moralitas remaja juga mengalami perubahan cukup mendasar dibandingkan pada masa
kanak-kanak. Oleh karena itu, peserta didik/konseli SMP sering mempersoalkan
halhal yang terkait dengan moralitas yang sebelumnya telah dihayati dan
diyakini benar.
Aspek Religius
Aspek
religius berkaitan dengan keyakinan dan pengakuan individu terhadap kekuatan di
luar dirinya yang mengatur kehidupan manusia. Pada masa sebelum SMP, peserta
didik menerima keyakinan-keyakinan tersebut secara dogmatis. Sejalan dengan
perkembangan kognitifnya, peserta didik/konseli SMP sering mempersoalkan
religiusitas yang sebelumnya telah diyakini dan dipegang teguh. Akibatnya,
banyak remaja mempersoalkan kembali keyakinan keagamaan mereka, mengalami
penurunan ibadah akibat keraguan atas keyakinan sebelumnya. Di sisi lain,
keraguan ini pada beberapa peserta didik SMP mendorong mereka lebih giat
mencari informasi dan menguji kembali kebenaran yang mereka yakini.