Jika Anda pernah bertanya-tanya tentang tingkat perkembangan manusia, Anda mungkin akan tertarik untuk mengetahui bahwa ada serangkaian karakteristik yang mendasari bagaimana individu berinteraksi dengan dunia sekitarnya. karakteristik tingkatan perkembangan ini merupakan tingkat capaian perkembangan yang dikembangkan oleh Tim Periset dari Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan UPI sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Inventori Tugas Perkembangan dan Analisis Tugas Perkembangan (ITP dan ATP). Tingkatan perkembangan merupakan struktur kontinum perkembangan diri dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks. Digunakan untuk mendeskripsikan keberadaan individu dalam kontinum perkembangan. Tingkatan perkembangan ini mulai dari tingkatan impulsif hingga tingkatan otonomi, yang membentuk bagian penting dari identitas dan perilaku manusia serta memiliki karakteristiknya masing-masing.
Tingkat I: Tingkat Impulsif (Imp)
Tingkat impulsif
adalah tahap awal dalam perkembangan individu. Pada tingkat ini, karakteristik
utama meliputi ketidakstabilan identitas, perilaku yang sangat dipengaruhi
lingkungan, dan orientasi pada kepuasan instan. Karakteristiknya adalah individu (a)
menempatkan identitas dirinya sebagai bagian yang terpisah dari orang lain; (b)
pola perilaku menuntut dan bergantung pada lingkungan sebagai sumber ganjaran
dan hukuman; (c) beorientasi sekarang (tidak berorientasi pada masa lalu atau
masa depan); dan (d) individu tidak menempatkan diri sebagai faktor penyebab
perilaku.
Tingkat II: Tingkat Perlindungan Diri (Pld)
Tingkat Perlindungan Diri adalah tingkatan
individu yang menandai langkah berikutnya dalam perkembangan individu. Di sini,
individu mulai peduli terhadap kontrol dan keuntungan pribadi, meskipun
keputusan mereka sering didasarkan pada prinsip-prinsip hedonistik. Karakteristiknya adalah: individu (a) peduli terhadap kontrol dan keuntungan
yang dapat diperoleh dari berhubungan dengan orang lain; (b) mengikuti aturan
secara oportunistik dan hedonistik (prinsip menenangkan diri); (c) berpikir
tidak logis dan stereotipe; dan (d) cenderung menyalahkan dan mencela orang
lain dan lingkungan.
Tingkat III:
Tingkat Konformistik (Kof)
Tingkat
Konformistik adalah tingkatan individu
dengan kepedulian terhadap penampilan sosial dan penerimaan oleh kelompok.
Individu cenderung mengikuti norma-norma eksternal dan menghindari konflik
dengan lingkungan sekitar.Karakteristiknya adalah: individu (a) peduli terhadap penampilan diri dan
penerimaan sosial; (b) cenderung berpikir sterotipe dan klise; (c) peduli terhadap
aturan eksternal; (d) bertindak dengan motif yang dangkal (ump. Untuk
memperoleh pujian); (e) menyamakan diri dalam ekspresi emosi; (f) kurang
introspeksi; (f) perbedaan kelompok didasarkan ciri-ciri eksternal; (g) takut
tidak diterima kelompok; (h) tidak sensitif terhadap aturan; dan (i) merasa
berdosa jika melanggar aturan (terutama aturan kelompok).
Tingkat IV: Tingkat Sadar Diri (Sdi)
Tingkat sadar diri menandai tahap di mana
individu mulai mempertimbangkan konsekuensi dari tindakan mereka. Mereka mampu
berpikir alternatif dan lebih terbuka terhadap solusi masalah. Karakteristiknya adalah: individu (a) mampu berpikir alternatif; (b) melihat
harapan dan berbagai kemungkinan dalam situasi; (c) peduli untuk mengambil
manfaat dari kesempatan yang ada; (d) orientasi pemecahan masalah; (e)
memikirkan cara hidup; dan (f) penyesuaian terhadap situasi dan peranan.
Tingkat V: Tingkat Seksama (Ska)
Tingkat seksama menandai puncak dari
perkembangan individu. Di sini, individu bertindak berdasarkan nilai internal
dan memiliki pandangan yang lebih kompleks terhadap diri dan dunia sekitarnya. Karakteristiknya adalah: individu (a) bertindak atas dasar nilai internal;
(b) mampu melihat diri sebagai pembuat pilihan dan pelaku tindakan; (c) mampu
melihat keragaman emosi, motif, dan perspektif diri; (d) peduli akan hubungan mutualistik;
(e) memiliki tujuan jangka panjang; (f) cenderung melihat peristiwa dalam
konteks sosial; dan (g) berpikir lebih kompleks dan atas dasar analisis.
Tingkat VI: Tingkat Individualistik (Ind)
Tingkat individualistik menandai peningkatan
kesadaran akan individualitas dan toleransi terhadap perbedaan. Individu pada
tingkat ini lebih cenderung menghargai kebebasan dan kemandirian. Karakteristiknya adalah: individu (a) peningkatan kesadaran invidualitas; (b)
kesadaran akan konflik emosional antara kemandirian dengan ketergantungan; (c)
menjadi lebih toleran terhadap diri sendiri dan orang lain; (d) mengenal
eksistensi perbedaan individual; (e) mampu bersikap toleran terhadap pertentangan
dalam kehidupan; (f) membedakan kehidupan internal dan kehidupan luar dirinya;
(g) mengenal kompleksitas diri dan peduli akan perkembangan dan masalah-masalah
sosial.
Tingkat VII: Tingkat Otonomi (Oto)
Tingkat otonomi adalah tahap akhir dalam
perkembangan individu. Di sini, individu memiliki pandangan hidup yang holistik
dan mampu menyelesaikan konflik internal dengan keberanian dan keyakinan. Karakteristiknya adalah: individu (a) memiliki pandangan
hidup sebagai suatu keseluruhan; (b) cenderung bersikap realistis dan objektif terhadap diri sendiri maupun
orang lain; (c) peduli akan paham abstrak, seperti keadilan sosial; (d) mampu
mengintegrasikan nilai-nilai yang bertentangan; (e) peduli akan self-fulfillment
(pemuasan kebutuhan diri);
(f) ada keberanian untuk menyelesaikan konflik internal; (g) respek terhadap
kemandirian orang lain; (h) sadar akan adanya saling ketergantungan dengan
orang lain; dan (i) mampu mengekspresikan perasaan dengan penuh keyakinan dan
keceriaan.