Langkah-langkah Konseling Kelompok

 

Langkah-langkah Konseling Kelompok by educounseling

Konseling kelompok adalah layanan konseling yang diberikan kepada sejumlah peserta didik/konseli dalam suasana kelompok dengan memanfaatkan dinamika kelompok untuk saling belajar dari pengalaman para anggotanya sehingga peserta didik/konseli dapat mengatasi masalah.

Langkah-langkah konseling kelompok merupakan tahapan pemberian layanan konseling kelompok secara utuh terbagi menjadi 3 yaitu: (a) Pra Konseling Kelompok, (b) Pelaksanaan Konseling Kelompok, dan (c) Pasca Konseling Kelompok.

Pra konseling

Apa saja yang perlu disiapkan untuk pra konseling kelompok

  1. Pembentukan kelompok (forming). Kelompok dapat dibentuk dengan mengelompokkan 2-8 peserta didik/konseli yang memiliki masalah relatif sama: (a) merasa memiliki masalah dan secara perorangan datang sendiri sesuai tawaran bantuan atas masalah tertentu yang diumumkan guru bimbingan dan konseling atau konselor, (b) secara bersama merasa memiliki masalah yang sama atau masalah individu dalam kelompok (datang sendiri) yang memerlukan bantuan guru bimbingan dan konseling atau konselor, dan (c) diundang oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor karena berdasarkan hasil assessment, observasi perilaku pada saat layanan, dan atau referal dari guru bidang studi, wali kelas, petugas piket, pimpinan sekolah, komisi disiplin, pustakawan, laboran, petugas tata usaha, orang tua, yang diprediksi memiliki masalah (menunjukkan indikator masalah) yang relatif sama.
  2. Mempersiapkan ruangan yang akan dijadikan pelaksanaan layanan konseling kelompok
  3. Menyusun Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) Konseling Kelompok
  4. Menyiapkan bahan, alat, dan media yang mendukung pelaksanaan konseling kelompok
  5. Menyiapkan format kepuasan konseli terhadap layanan konseling kelompok
  6. Menyiapkan format laporan pelaksanaan layanan konseling kelompok

 

Pelaksanaan konseling kelompok

Pelaksanaan konseling kelompok dilakukan melalui tahap-tahap berikut.


Tahap Awal (beginning stage)

Tahap ini merupakan salah satu tahap kunci yang akan mempengaruhi keberhasilan proses konseling kelompok. Kegiatan guru bimbingan dan konseling atau konselor pada tahap ini adalah membuka sesi konseling, kemudian mengelola dan memanfaatkan dinamika kelompok untuk:

  1. Membangun hubungan baik (raport) dengan anggota dan antar anggota kelompok melalui menyapa dengan penuh penerimaan (greeting dan attending)
  2. Membangun understanding antara lain dengan memfasilitasi masing-masing anggota kelompok untuk mengungkapkan keluhan dan alasan mengikuti konseling kelompok
  3. Mendorong semua anggota kelompok untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan kelompok dengan mengeksplor harapan-harapan dan tujuan yang ingin diperoleh masing-masing amggota kelompok
  4. Membangun norma kelompok dan kontrak bersama berupa penetapan aturan-aturan kelompok secara lebih jelas
  5. Mengembangkan interaksi positif antar anggota kelompok sehingga mereka terus terlibat dalam kegiatan kelompok
  6. Mengatasi kekhawatiran, prasangka, dan ketidaknyamanan yang muncul diantara para anggota kelompok
  7. Menutup sesi konseling.

Tahap awal (beginning stage) membutuhkan waktu 1 atau 2 sesi pertama. Tahap ini dipandang cukup dan layak untuk dilanjutkan pada tahap berikutnya jika kelompok sudah kohesif, kekhawatiran-kekhawatiran dan prasangka-prasangka sudah teratasi, dan anggota kelompok saling percaya dan terbuka.

 

Tahap Transisi (transition stage)

Tahap ini adalah tahap penting karena dapat menentukan aktif tidaknya konseli dalam berinteraksi dengan yang lain. Pada tahap ini, konseli biasanya memiliki perasaan cemas, ragu dan menunjukkan perilaku resisten lainnya. Oleh sebab itu, sebelum konseli berbuat sesuatu lebih jauh di dalam kelompok, konselor perlu membantu mereka untuk memiliki kesiapan internal yang baik. Pada tahap ini konselor harus membantu agar konseli tidak cemas, tidak ragu-ragu dan bingung. Jika tahap initial di atas ditempuh dengan baik, maka konseli akan merasa nyaman dan bebas di dalam mengekspresikan sikap, perasaan, pikiran dan tindakannya.

Tugas utama konselor pada tahap ini adalah mendorong konseli dan menantang mereka untuk menangani konflik yang muncul di dalam kelompok dan menangani resistensi dan kecemasan yang muncul dalam diri konseli sendiri. Keberhasilan tugas ini ditandai dengan kohesivitas kelompok, mengadakan eksplorasi yang produktif terhadap permasalahan dan mengelola perbedaan-perbedaan.

Tugas utama yang harus ditunjukkan dalam tahap ini adalah sebagai berikut.

  1. Mengingatkan kembali apa yang telah disepakati pada sesi sebelumnya; topik, fokus dan komitmen untuk saling menjaga rahasia dan untuk saling memberi dan menerima.
  2. Membantu peserta untuk mengekspresikan dirinya secara unik, terbuka dan mandiri; membolehkan perbedaan pendapat dan perasaan.
  3. Mengadakan kegiatan selingan yang kondusif untuk menghangatkan suasana, mengakrabkan hubungan atau untuk memelihara kepercayaan.
  4. Memberi contoh bagaimana mengeskpresikan pikiran dan perasaan yang mudah dipahami oleh orang lain.
  5. Memberi contoh bagaimana mendengarkan secara aktif sehingga dapat memahami orang lain dengan baik.

 

Tahap Kerja (Working Stage)

Kegiatan guru bimbingan dan konseling atau konselor pada tahap ini adalah mengelola dan memanfaatkan dinamika kelompok untuk memfasilitasi pemecahan masalah setiap anggota kelompok. Kegiatan guru bimbingan dan konseling atau konselor pada tahap ini adalah:

  1. Membuka pertemuan konseling
  2. Memfasilitasi kelompok untuk membahas permasalahan yang dihadapi oleh tiap-tiap anggota kelompok
  3. Mengeksplorasi masalah yang dikeluhkan oleh salah satu anggota kelompok
  4. Memfasilitasi semua anggota kelompok untuk memusatkan perhatian pada pencapaian tujuan masing-masing, mempelajari perilaku baru, berlatih perilaku baru, dan mengembangkan ide-ide baru, serta mengubah perilaku lainnya (disesuaikan dengan pendekatan dan teknik konseling yang digunakan)
  5. Memandu kelompok merangkum poin-poin belajar yang dapat ditemukan pada setiap sesi konseling kelompok
  6. Memberikan penguatan (reinforcement) terhadap pikiran, perasaan dan perilaku positif “baru” yang diperoleh dalam sesi konseling untuk dapat direalisasikan dalam kehidupan nyata
  7. Menutup sesi konseling

Tahap kerja (working stage) berlangsung dalam beberapa sesi konseling (tergantung pada jumlah anggota kelompok dan ketuntasan pengatasan masalah anggota kelompok).

 

Tahap Pengakhiran (Terminating Stage)

Tahap ini dimaksudkan untuk mengakhiri seluruh rangkaian kegiatan konseling kelompok. Biasanya dibutuhkan satu sesi konseling atau setengah sesi (tergantung pada kebutuhan). Jika tidak membutuhkan satu sesi penuh, terminating stage bisa dilakukan setelah working stage yang terakhirKegiatan guru bimbingan dan konseling atau konselor pada tahap pengakhiran (terminating stage) adalah:

  1. Memfasilitasi para anggota kelompok melakukan refleksi dan berbagi pengalaman tentang apa yang telah dipelajari melalui kegiatan kelompok, bagaimana melakukan perubahan, dan merencanakan serta bagaimana memanfaatkan apa-apa yang telah dipelajari,
  2. Bersama anggota kelompok mengakhiri seluruh rangkaian kegiatan.


Setiap sesi diperlukan waktu antara 45 sd 90 menit menurut kesepakatan bersama antara anggota kelompok. Jeda setiap sesi diatur menurut kebutuhan dan kesempatan yang dimiliki oleh masing-masing anggota kelompok.

Pasca Konseling Kelompok


Setelah seluruh rangkaian kegiatan konseling kelompok dilakukan, kegiatan guru bimbingan dan konseling atau konselor adalah

  1. Mengevaluasi perubahan yangdicapai dan menetapkan tindak lanjut kegiatan yang dibutuhkan secara individual setiap anggota kelompok sehingga masalah peserta didik/konseli betul-betul terentaskan
  2. Menyusun laporan konseling kelompok.

Mohamad Awal Lakadjo

Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Gorontalo

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama

Facebook

Technology