Konsep dasar bimbingan dan konseling telah
banyak yang dikemukakan para pakar, namun pada bahasan resume ini hanya
dibatasi pada beberapa pakar, menurut Mortensen dan Schmuller (1959)
menerangkan guidance may be defined as that part of the total
educational program that helps provide the personal opportunities and
specialized staff services by which each individual can develop to the fullest
of his abilities and capacities in term of the democratic idea. Dapat
diartikan bahwa bimbingan sebagai bagian dari keseluruhan program pendidikan
yang membantu menyediakan kesempatan dan layanan khusus dimana setiap individu
dapat mengembangkan secara maksimal kemampuan dan kapasitas dalam jangka
gagasan demokrasi. Selanjutnya Shertzer & Stone
(1966) juga ikut menjelaskan pengertian bimbingan ialah “...process of
helping an individual to understand himself and his world (proses
pemberian bantuan kepada individu agar mampu diri dan lingungannya). Hal yang
sama juga diterangkan oleh Myrick (2003) bahwa guidance “…service aimed
personal and cereer development and school adjusment” (layanan ditujukan
pribadi dan pengembangan karir dan sekolah penyesuaian), sedangkan Moh. Surya
(1988) dalam (Sukardi & Kusmawati, 2008: 2) menerangkan bahwa bimbingan
ialah suatu proses pemberian bantuan yang terus-menerus dan sistematis dari
pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman
diri, pengarahan diri, dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan
yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan. Berdasarkan batasan
pendapat tersebut dapat dimaknai bimbingan ialah usaha sadar dalam proses
membantu individu yang dilakukan secara berkesinambungan dan sistematis yang
diberikan kepada individu untuk dapat memahami diri dan lingkungannya dalam
mencapai tingkat perkembangan optimal yang memandirikan.
Pengertian konseling dalam telaah bimbingan dan
konseling tidak dapat dilepaskan atau dipertukarkan makna yang sebenarnya maka
untuk itu perlu memahami konsep dasar tentang konseling. Konseling menurut
Myrick (2003) “…profession to describe a special type of helping process.
There is a trust relationship in which the focus is on personal meaning of
events and experiences” dapat dimaknai bahwa menggambarkan profesi khusus
untuk membantu dan adanya proses serta hubungan kepercayaan yang berfokus pada
memaknai pribadi dari peristiwa dan pengalaman yang terjadi. Sedangkan menurut
British Association of Counselling, 1991, p. 1 (Hornby, 2003: 1) “Counselling
is the skilled and principled use of a relationship to facilitate
self-knowledge, emotional acceptance and growth, and the optimal development of
personal resources. The overall aim is to provide an opportunity to work
towards living more satisfyingly and resourcefully.” Hal ini juga
djelaskan oleh Willis (2007: 18) definisi konseling yang antisipatif sesuai
tantangan pembangunan adalah: “konseling adalah upaya bantuan yang diberikan
seorang pembimbing yang terlatih dan berpengalaman, terhadap individu-individu
yang membutuhkannya, agar individu tersebut berkembang potensinya secara
optimal, mampu mengatasi masalahnya, dan mampu menyesuaikan diri terhadap
lingkungan yang selalu berubah.
Berdasarkan batasan pendapat tersebut dapat
dimaknai bahwa konseling merupakan suatu interaksi dalam proses usaha pemberian
bantuan yang diberikan oleh konselor (terlatih dan berpengalaman) kepada
konseli yang bersifat rahasia dalam mengatasi masalah-masalah pribadi,
pemahaman diri dan lingkungannya berlandaskan pada norma yang berlaku.
Berbagai batasan pengertian bimbingan dan
konseling, maka dapat kebermaknaan bimbingan dan konseling perkembangan
merupakan usaha sadar dalam proses membantu individu ditandai adanya interaksi
antara konselor (terlatih dan berpengalaman) dan konseli yang bersifat rahasia,
dilakukan secara berkesinambungan dan sistematis agar konseli dapat memahami
diri dan lingkungannya sebagai upaya preventif dan pengembangan dan memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi sebagai upaya klinis dan kuratif dalam mencapai
tingkat perkembangan optimal yang memandirikan.