Tujuan Bimbingan dan Konseling

Tujuan BK
Tujuan bimbingan dan konseling perkembangan perlu dipahami oleh setiap profesi yang berkecimpung pada dunia pendidikan umumnya dan bimbingan dan konseling pada khususnya, yang akan mengarahkan pada konseptualitas yang utuh pada pemahaman bimbingan dan konseling. Menurut Schmuller & Mortensen (1959) “counseling and guidance share a common goal: contributing to individual growth and development” menandakan bahwa bimbingan dan konseling memberi kontribusi pada pertumbuhan dan perkembangan individu. secarakhusus tujuan bimbingan dan konseling yaitu membantu konseli/siswa atau peserta didik untuk mencapai tugas - tugas perkembangan yang meliputi aspek pribadi - sosial, akademik, dan karir(Yusuf, 2009, hlm. 48; Yusuf & Nurihsan, 2012, hlm. 14; & Dirjen PMPTK, 2007, hlm. 197). Kartadinata (2011, hlm. 47-48) menyatakan bahwa kemandirian ialah tujuan bimbingan dan konseling, karena kemandirian “mengandung segi-segi kehidupan normatif, kesadaran akan sistem nilai dan budaya, tanggungjawab, kemampuan bertindak etis dan religius atas dasar pemahaman yang bermakna.” Pada proses pelaksanaan bimbingan dan konseling individu dibantu untuk mengembangkan pemahaman dan pemaknaan terhadap pengalamannya, sehingga dia menemukan kehidupan yang bermakna. Pemberian bimbingan ditujukan agar individu dapat (1) merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir, serta kehidupannya pada masa yang akan datang; (2) mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin; (3) menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat, serta lingkungan kerjanya; dan (4) mengatasi hambatan serta kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, ataupun lingkungan kerja.” (Nurihsan, 2015, hlm. 8; & Dirjen PMPTK, 2007, hlm. 197). Jika di identifikasi dan dicermati bahwa tujuan bimbingan dan konseling akan mengarah pada bagaimana diri individu menggunakan kemampuannya untuk mencapai tugas perkembangan yang dibantu oleh guru bimbingan dan konselor atau konselor. Maka proses bimbingan dan konseling individu dibantu untuk mengembangkan pemahaman dan pemaknaan terhadap pengalamannya, sehingga dia menemukan kehidupan yang bermakna. Tujuan ini yang perlu ditanamkan pada setiap guru bimbingan dan konselor atau konselor, tidak sebatas bersifat kuratif namun mengedepankan konsep pengembangan potensi yang ada pada individu sehingga mencapai kemandirian. Tujuan bimbingan dan konseling akan mengarah pada bagaimana diri individu menggunakan kemampuannya untuk mencapai tugas perkembangan yang dibantu oleh konselor untuk mencapai kemandirian.
 

Tujuan tidak sebatas bersifat preventif dan kuratif namun mengedepankan konsep pengembangan potensi yang ada pada individu sehingga mencapai kemandirian.Tujuan bimbingan dan konseling perkembangan perlu dipahami oleh setiap profesi yang berkecimpung pada dunia pendidikan umumnya dan bimbingan dan konseling pada khususnya, yang akan mengarahkan pada konseptualitas yang utuh pada pemahaman bimbingan dan konseling. Menurut Schmuller & Mortensen (1959) “counseling and guidance share a common goal: contributing to individual growth and development” menandakan bahwa bimbingan dan konseling memberi kontribusi pada pertumbuhan dan perkembangan individu. secarakhusus tujuan bimbingan dan konseling yaitu membantu konseli/siswa atau peserta didik untuk mencapai tugas - tugas perkembangan yang meliputi aspek pribadi - sosial, akademik, dan karir(Yusuf, 2009, hlm. 48; Yusuf & Nurihsan, 2012, hlm. 14; & Dirjen PMPTK, 2007, hlm. 197). Kartadinata (2011, hlm. 47-48) menyatakan bahwa kemandirian ialah tujuan bimbingan dan konseling, karena kemandirian “mengandung segi-segi kehidupan normatif, kesadaran akan sistem nilai dan budaya, tanggungjawab, kemampuan bertindak etis dan religius atas dasar pemahaman yang bermakna.” Pada proses pelaksanaan bimbingan dan konseling individu dibantu untuk mengembangkan pemahaman dan pemaknaan terhadap pengalamannya, sehingga dia menemukan kehidupan yang bermakna. Pemberian bimbingan ditujukan agar individu dapat (1) merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir, serta kehidupannya pada masa yang akan datang; (2) mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin; (3) menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat, serta lingkungan kerjanya; dan (4) mengatasi hambatan serta kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, ataupun lingkungan kerja.” (Nurihsan, 2015, hlm. 8; & Dirjen PMPTK, 2007, hlm. 197). Jika di identifikasi dan dicermati bahwa tujuan bimbingan dan konseling akan mengarah pada bagaimana diri individu menggunakan kemampuannya untuk mencapai tugas perkembangan yang dibantu oleh guru bimbingan dan konselor atau konselor. Maka proses bimbingan dan konseling individu dibantu untuk mengembangkan pemahaman dan pemaknaan terhadap pengalamannya, sehingga dia menemukan kehidupan yang bermakna. Tujuan ini yang perlu ditanamkan pada setiap guru bimbingan dan konselor atau konselor, tidak sebatas bersifat kuratif namun mengedepankan konsep pengembangan potensi yang ada pada individu sehingga mencapai kemandirian. Tujuan bimbingan dan konseling akan mengarah pada bagaimana diri individu menggunakan kemampuannya untuk mencapai tugas perkembangan yang dibantu oleh konselor untuk mencapai kemandirian. Tujuan tidak sebatas bersifat preventif dan kuratif namun mengedepankan konsep pengembangan potensi yang ada pada individu sehingga mencapai kemandirian.

Mohamad Awal Lakadjo

Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Gorontalo

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama

Facebook

Technology