Mengembangkan Seni Kreativitas Konseling

 

Usaha mengembangkan daya kreativitas membutuhkan sebuah ciri kreatif yang terpusat pada pemikiran yang berbeda, berpikir dalam cara yang luas, fleksibel, eksploratif, tentatif, induktif, dan non-data yang memungkinkan berorientasi pada pengembangan (Carson, 1999). Dalam pemilihan seni konseling kreatif kemampuan konselor dalam memutuskan apakah, kapan, dan bagaimana melakukan menjadi sangat esensial (Waliski, 2009). Mendorong seni kreativitas konseling sebenarnya melalui terapi atau pendekatan konseling yang digunakan (Runco, 2014). Bila daya adalah usaha kemampuan bertindak, maka kemapuan bertindak membutuhkan keahlian atau kompetensi. Kompentesi seni kreatif konselor merupakan perpaduan antara kompetensi relasional dan kreativitas yang merupakan bagian integral dari praktik konseling (Duffey, Haberstroh, & Trepal, 2009). Kompetensi relasional yaitu (a) kebersamaan dan kesadaran, (b) keaslian dan kejujuran, (c) promosi pertumbuhan orang lain dan pribadi. Kompetensi kreativitas dalam konseling yaitu (a) memperdalam koneksi, (b) kebebasan untuk mengeksplorasi, (c) keterbukaan, dan (d) merupakan pusat konseling.

Melakukan seni kreatif dalam konseling dapat dilakukan dengan model SCAMPER, yaitu pengembangan strategi imajinatif dan berorientasi pada tindakan untuk menjadi kreatif. Uraian singkat SCAMPER (Buser, Buser, Gladding, & Wilkerson, 2011) yaitu:

  1. Subtitute, mencari sesuatu untuk menggantikan agar menemukan ide-ide baru dan cara hidup yang lebih baik.
  2. Combine, menyatukan untuk mencapai produk/proses yang berbeda atau untuk meningkatkan sinergi.
  3. Adapt/Alter, menyesuaikan dengan kondisi atau tujuan.
  4. Modify/Magnify/Minify, untuk mengubah, mengubah bentuk atau kualitas; untuk memperbesar, untuk membuat lebih besar dalam bentuk atau kualitas.
  5. Put to Other Uses, digunakan untuk tujuan selain yang dimaksudkan semula.
  6. Eliminate, untuk menghapus, menghilangkan, atau menghilangkan kualitas sebagian atau seluruhnya.
  7. Reverse/Rearrange, untuk menempatkan berlawanan atau berbalik; untuk mengubah urutan aktivitas yang dilakukan.

Baiknya Anda perlu membaca dulu Kreativitas Konseling

Fungsi model SCAMPER pada dasarnya memberi arah sebagai metode: a) untuk “meregangkan pemikiran”; b) nilai “kreativitas terstruktur”; dan c) pergeseran dari penerapan “benar atau salah” ke fleksibilitas dan “mengalir”. Penggunaan model SCAMPER oleh konselor dapat dengan memperhatikan dan melakukan S hingga R memberi kerangka kerja seni kreatif dalam konseling.

Mohamad Awal Lakadjo

Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Gorontalo

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama

Facebook

Technology